I watched Arsenal in Manchester. Feels like my life is complete now.

Semua ini dimulai dari sebuah pesan dari Indi Raisa Girsang yang mengajak saya menyaksikan pertandingan antara Manchester City vs Arsenal tanggal 8 Mei 2016. Bukan di tribun pendukung Arsenal melainkan di tribun pendukung City karena lebih murah (iya lebih murah, terima kasih Emptyhad). Padahal masih ada satu esai lagi yang belum saya rampungkan. Bodo amat. Arsenal is coming to the town!

Tawaran itu datang tepat sehari sebelum pertandingan. Tanpa pikir panjang, gairah ingin nonton bola di tanah sepak bola membawa saya mengiyakan ajakan Indi. 58 pounds di tribun paling bawah dalam pertandingan yang tergolong big match. Sungguh sempurna dan bahagia.

Pertandingan berlangsung pukul 4 sore waktu setempat. Kami berjanji akan bertemu di Alan Gilbert Learning Commons alias Algil (nama beken tempat ini dari teman-teman Indonesia) pada pukul 2 siang karena takut macet cyin.

Betapa bahagianya, hari itu cuaca Manchester sangat bersahabat, 25 derajat celcius sepanjang hari dan tidak hujan. Inilah hari pertama saya tidak perlu menggunakan jaket di Manchester. Waktu yang tepat untuk nonton bola di stadion.

Kami berangkat dengan bus apapun dari Oxford Road ke Piccadily Garden lalu ganti bus 216 ke Etihad. Saat kami naik bus, bus sudah dipenuhi oleh fans City. Melihat penampilan kami yang ga kayak penggemar bola, si supir nanya, "You watch football?" Lah ~ Emangnya kenapa ~

Maka masuklah kami ke stadion dengan baju hitam agar terlihat netral. Diperkirakan para petugas mengira kami adalah turis, tidak heran mereka menjadi sangat ramah kepada kami. Tipikal orang Manchester ~ Jika anda adalah mahasiswa di UK, mungkin akan lebih baik jika kita ke stadion dengan menggunakan jaket almamater kampus kita agar tidak dikira turis-turis bangetlah.

Petr Cech keluar untuk pemanasan dan dia menghampiri fans Arsenal yang berkumpul di sebelah kanan jauh saya. Mulai resah.

Kemudian seluruh pemain Arsenal dan City keluar. Kami terpaksa bertepuk tangan untuk pemain City. Sungguh meresahkan.

Cerah-cerah nonton bola (lihat betapa saya tenggelam di tengah lautan fans City dan merah-merah di sebelah kanan depan sana adalah fans Arsenal)
Saya melihat penampakan Pakdhe Arsene Wenger dari belakang. Walah pakdhe, biasanya nonton dari tipi! Dia tinggi banget. Kakinya pun sangat panjang. Tapi setelah diperhatikan sepertinya dia tidak cocok pakai celana yang high waist karena bagian badan dan kakinya tampak tidak proporsional. Kok ora mutu komen saya.

Kick off dimulai. Saya mulai menandai yang manakah Aaron Ramsey. Tampan sekali dia.

City mulai menyerang secara serius tepat setelah kick off. Gol pertama pun tercipta oleh Sergio Aguero. Fans City heboh. Terpaksa ikutan heboh #syulit

Tidak berlangsung lama, Arsenal mendapatkan corner kick. Olivier Giroud menyundul bola dengan sempurna. 1-1. Hampir teriak. Pasang wajah kecewa. Takut digebuk sama sekumpulan fans City yang ada di sekitar. They were so serious. Marah-marah, ngamuk-ngamuk, misuh-misuh. Jangan sampai ketahuan kalau kami adalah fans Arsenal. Bisa berabe.

Lebih lagi, wasitnya "meladeni" beberapa pemain Arsenal yang manja. Sebut saja Giroud dan Jack Wilshere. Kami berdua saja kesal melihat mereka ga diapa-apain kok jatoh. Ayolaaah hentikan drama ini. Fans City di depan saya, seorang ibu-ibu berambut hitam yang kayaknya taruhan rumah opo piye soalnya semangat banget mulai mencoba googling siapakah wasit di dalam pertandingan ini. Keras sekali dendam si ibu.

Pertandingan berlangsung cukup seru. Apalagi megingat kami sedang berpura-pura menjadi fans City. Syukurlah percakapan dalam bahasa Indonesia yang tentu tidak dimengerti oleh orang sekitar membantu saya melepaskan segala macam deg-deg ser ini. Nonton Arsenal memang selalu bikin olahraga jantung.

Babak kedua dimulai. Kevin De Bruyne mencetak gol yang bagus. Ikhlas tepuk tangan karena golnya bagus. Tapi tapi, kok Arsenal jadi kalah.

COME ON YOU GUNNERS...!!! Teriak saya dalam hati. Sementara fans Arsenal di belahan bumi sana (karena terasa jauh sekali kumpulan merah-merah itu berada), mulai menyanyikan We love you Arsenal. Ingin nyanyi. Sungguh. Saya tahu chant ini. Tapi saya tidak ingin berantem dengan warga Manchester.

Daaaaan akhirnya... Alexis Sanchez mencetak gol penyeimbang. Fans City bete. Pura-pura bete. Di sebelah sana fans Arsenal heboh. Sakit rasanya tidak bisa ikut merayakan dan harus pasang wajah kecewa. Hufth... The struggle is real.

Pertandingan sempat diwarnai dengan tendangan nabrak tiang oleh kedua tim pada injury time. Namun score tidak berubah, Tetap 2-2. Lumayan daripada kalah.

Lihat penampakan bapak berbaju merah marun, gimana ga keder? #seriusberpurapura
Seusai pertandingan, para pemain Arsenal kembali menghampiri tribun yang diisi para Gooners. Jadi inilah perbedaan mendasar antara tiket 58 pounds dengan 150 pounds milik pendukung Arsenal. Gue sampe sekarang kagak tau kayak ape mukenye Ramsey kalo dari deket! Karena ga disamperin ~

Pulang dengan hati senang. Dan bukan lagi fans layar kaca. Bangga. Mari mengucap hamdalah. Alhamdulillah. Satu tujuan hidup sudah selesai dilaksanakan.

Manchester, 8 Mei 2016

#COYG

Komentar