MANTEN (3): Sebulan jadi tunangan orang

17 November 2018 adalah hari yang bersejarah dalam hidup saya. Klise banget ini kalimatnya. Hahahaha...

Oke, sebulan setelah tanggal bersejarah itu, yang saya asumsikan sudah kita ketahui bersama apa yang terjadi pada tanggal tersebut, saya merayakannya dengan cara yang anti mainstream:

SAYA LUPA PAKAI CINCIN LAMARAN PAS  NGANTOR.

Epic memang... Siapa coba anak yang udah susah payah dibeliin cincin, dipasangin sama ibunya, dihajatin lumayan rame, eh sebulan setelahnya untuk pertama kalinya lupa pake cincin?

Anak itu bernama Kanetasya. Krik krik krik.

Saya selalu meletakkan cincin di depan kaca jadi kalau saya cabut, saya pasti otomatis masang cincin itu. Tapi tadi entah kenapa lupa masang cincin dan akhirnya di jalan saya sadar, ngerasa kayaknya ada yang aneh nih, "Lha gue ga pake cincin -..-"

Terus pas liat tanggalan, "Lha ini kan pas sebulan acara lamaran gue..."

Bagus.

Apakah ini artinya Kanetasya sudah bosan jadi tunangan orang?

Ya kagaklah. Tiap hari makin bersyukur aja udah dilamar sama orang kayak Anto. Dia itu diam-diam perhatian, kalau saya sok perhatian padahal basa-basi doang biar ga keliatan kalo aslinya cuek. Hahaha.

Apakah itu artinya Kanetasya memang tidak bisa berkomitmen?

Hhhhhmmmm... Komitmen ini memang perkara berat. Sekali kita sudah komit, tidak boleh ada penyesalan. Dalam istilahnya Critical Eleven, komitmen itu seperti bakar jembatan, there's no turning back. Dan saya akhirnya menemukan orang yang bisa diajak bakar jembatan itu,

Tapi mau dicocok-cocokin ke pertanda apapun, saya juga akhirnya menyadari satu hal. It's been a month, the euphoria might have been over. Saya mulai merasa kalau cincin cuma sekedar simbolis dari sebuah pertalian. Mau dipakai atau ga dipakai, ya saya tetap berstatus tunangannya Anto ye kaaaan. Ahahaha.

Yang berat dari ini semua ya balik ke persoalan komitmen tadi: mau dipakai atau ga dipakai; jiwa, raga, dan pikiran saya masih tetap berkomitmen ga sama perjanjian ini? Asek kalimatnya. Wqwqwq

Mungkin pakai cincin menandakan secara de jure kalau saya sudah jadi tunangan orang, tapi secara de facto, keyakinan kalau sudah jadi tunangan orang itu berasal dari dalam diri sendiri. Kalau boleh dikasarin, situ kan udah pake cincin, tapi udah fokus belum membangun hidup bersamanya, udah ikhlas belum kalau harus mementingkan tujuan bersama ke depannya?

Coba ditanya ke diri saya sendiri. Hhhhmmmm....

“Commitment is a funny thing, you know? It's almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you get one, it's stick to you hard and deep.” - Ika Natassa

Bogor, 17 Desember 2018

*I changed my blog theme, say goodbye to the cute theme and say hello to the more simple yet classy one. That's like a reflection of how I am going to build my character now: simple but classy ~ Mashoook ~~

Komentar