Tips Beasiswa LPDP: Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Oh my God, finally I write this. Sudah sekitar tiga bulan sejak saya dinyatakan lulus seleksi wawancara beasiswa Magister Luar Negeri LPDP dan masih menunggu kepastian kapan Program Kepemimpinan saya akan dilaksanakan. Ini beberapa fakta dan tips mendapatkan beasiswa LPDP berdasarkan pengalaman saya:
  • Pastikan Seluruh Dokumen Administrasi Sudah Lengkap
Saya harus mengulang seluruh seleksi administrasi dari awal hanya karena saya tidak melampirkan surat izin atasan. Status saya di tempat kerja saya sekarang ini memang hanya pegawai kontrak sehingga saya bisa resign ketika saya pergi kuliah di luar negeri. Tapi sistem administrasi LPDP sangat ketat, di percobaan pertama saya gagal lolos administrasi karena saya tidak mensubstitusi surat izin atasan dengan surat keterangan dari tokoh masyarakat (bisa Pak RW, for example). Tapi ingat, jangan asal melampirkan dokumen! Buat yang penasaran akhir cerita saya bagaimana (tapi kayaknya ga ada yang penasaran ya, krik), akhirnya saya melampirkan surat izin atasan dan dinyatakan lolos seleksi administrasi.
  • Esai Harus Mampu Menjelaskan Diri Kamu
Silahkan baca tulisan saya berikutnya: Esai Beasiswa LPDP untuk melihat esai buatan saya. Hehehehe. Entahlah, saya hanya membutuhkan waktu satu jam untuk masing-masing esai karena saya sudah tahu inti tulisan saya itu tentang apa lalu saya mengembangkan inti tulisan itu dan agar manis, saya beri bumbu-bumbu. Haha.
  • LoA Penting? Maybe Yes
Ketika saya mendaftarkan aplikasi, posisi saya sudah diterima di salah satu perguruan tinggi di Belanda di jurusan Sustainable Development sehingga saya bisa berbicara banyak pas wawancara karena punya daya tawar (asek). Tapi sebagian orang yang belum dapat LoA juga bisa lolos seleksi wawancara kok. Kalau saran saya sih, LoA itu penting sebagai salah satu daya tawar kamu, kalau kamu belum punya LoA tapi punya daya tawar yang lain (seperti IELTS 7,5 misal), tidak perlu khawatir.
  • TERLIHAT YAKIN 100 PERSEN SAAT WAWANCARA
Ini penting. Saya masih ingat pertanyaan awal para pewawancara itu seputar "Kamu mau kuliah jurusan apa?", "Kenapa pilih kuliah itu?", "Apa pentingnya jurusan itu untuk Indonesia?", dan "Kira-kira mau meneliti tentang apa?". Yakinlah bawa jawaban kamu adalah sesuatu yang memang memberikan nilai tambah bagi negara karena ini adalah poin paling penting dari beasiswa LPDP. Sejujurnya saya merasa jawaban saya agak berantakan, tapi yang jelas sebelum wawancara, sebaiknya cari tahu dulu tentang jurusan itu sebanyak-banyaknya, lalu lihat di Indonesia ada masalah apa yang berkaitan dengan jurusan itu dan katakan saya ingin menyelesaikan masalah itu, dan lebih bagus lagi kalau kita sudah tahu mau meneliti tentang apa.

Pertanyaan berikutnya memang lebih santai seperti "Orang tua kamu sudah setuju atau belum?", lalu "Kenapa mau kuliah di situ?", dan ada juga pertanyaan dalam bahasa Inggris dengan pertanyaan, "What was your bachelor thesis about?", bahkan saya juga ditanya seputar Pemilu. Beberapa teman saya diberikan pertanyaan yang berbeda saat wawancara seperti seputar kota dan negara tujuan atau seputar keluarga. Tapi yang jelas, jangan terlihat ragu sama sekali. Apalagi ketika dihadapkan dengan pertanyaan, "Setelah pulang kamu mau menjadi apa?" karena apapun jawaban kamu, sepertinya para pewawancara akan menjerumuskan kamu ke pekerjaan lain. Contoh, saya bilang saya ingin menjadi dosen dan peneliti karena saya orangnya dinamis, mereka balik bertanya, "Kenapa ga jadi pedagang? Kan lebih dinamis?" Eeeaaaa....
  • Jangan Bohong Saat Wawancara
Karena di situ ada psikolog yang bisa menilai gestur kamu, jangan pernah berbohong. Jadilah diri kamu sendiri. Saya yakin jika latar belakang kita baik, maka psikolog akan mampu melihat itu dan lebih merekomendasikan kita. Jika pada dasarnya kita orang yang nasionalis misal (huhuuuy), sepertinya psikolog akan mampu menilai itu dari cara kita menjawab (alias tidak tahu juga kan saya bukan psikolog, hehehe).
  • Sumpah Ga Tau Harus Apa Pas LGD
Pada dasarnya saya bukan orang yang suka berbicara di depan umum atau suatu forum jadi sesungguhnya Leadersless Group Discussion sungguh mengkhawatirkan saya. Tapi alhamdulillah-nya, saya tipe orang yang bisa menampilkan wajah tenang dan percaya diri meskipun sebenarnya saya deg-degan abis. Saya tidak punya saran apapun untuk LGD dan kebetulan grup saya bisa diajak kompromi sehingga semua anggota kelompok diberi kesempatan berbicara. Tema LGD kelompok saya adalah pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Sepertinya salah satu poin yang penting adalah jangan mendebat dan kalau bisa menambahkan saran dari teman-teman yang sudah ada oleh karena itu, membawa catatan juga penting untuk mencatat masukan dari teman-teman yang lain. Selain itu, kita harus berusaha menjaga agar pembicaraan di dalam LGD tetap fokus untuk menjawab pertanyaan sesuai tema jadi kalau yang lain sudah mulai ngelantur misal, coba beri saran agar diskusi tidak terlalu ke mana-mana. Tapi sumpah, I have no clue untuk LGD. Jadi good luck with that ya, hehee.

Kertas nama yang ditulis sendiri pas LGD masih saya simpan loh... Hehehe (ada mas-mas di background, haha)
  • DOA SEBANYAK-BANYAKNYA
Karena semua ini adalah ketetapan Tuhan. Seyakin apapun kamu, jika Tuhan berkata tidak ya berarti tidak. Tapi jangan menyerah, mungkin saja Tuhan berkata belum, ayo coba lagi (ingat, saya gagal di seleksi administrasi di percobaan pertama, memalukan banget sih kalau boleh jujur karena bahkan saya belum perang pun sudah kalah). Atau mungkin saja Tuhan sudah memberikan jalan lain yang jauh lebih baik. Jadi ikhlas saja apapun hasilnya. Sejujurnya saya sudah sangat ikhlas jika kemungkinan buruk harus terjadi bahkan sebelum wawancara saya dimulai dan saya sungguh ikhlas jika nama saya tidak ada di dalam pengumuman, tapi ternyata keikhlasan itu membawa berkah. Oh ya ternyata setelah saya pikir-pikir, kuliah di luar negeri itu cita-cita saya sejak kecil dan saya terus berdoa agar saya suatu saat nanti bisa kuliah di luar negeri. Alhamdulillah Tuhan berkata iya untuk doa saya.
  • Jangan Remehkan Kebaikan Kecil
Hahaha. Ini rumus saya sih kalau saya sedang menginginkan sesuatu. Kata Ustad Yusuf Mansur, ketika kita melakukan suatu kebaikan, kita boleh berdoa kepada Tuhan kalau kita menginginkan reward dari kebaikan tersebut. Bukan berarti kita tidak ikhlas ya. Karena Tuhan itu Maha Penyayang dan Maha Pendengar, apa sih yang tidak untuk hambanya yang baik hati, ya kan? Misal ketika kita menunjukkan jalan ke orang yang sedang merantau, itu adalah sebuah kebaikan lalu kita boleh berdoa (ya kenapa enggak kan), "Ya Allah, saya sudah berbuat kebaikan hari ini, saya berdoa semoga Engkau mengabulkan doa saya agar saya bisa S2 di luar negeri. Aamiin." Begitu. Dan seringkali orang yang kita tolong itu akan mengingat kebaikan kita selamanya dan mendoakan kita dengan ikhlas karena mungkin bagi kita itu hal kecil tapi bagi mereka bisa jadi itu adalah hal besar. Siapa tahu kan?

By the way, saya tidak jadi ke Belanda loh karena telat bikin visa. Hahaha. Doakan saya, semoga saya bisa berangkat tahun depan ke Inggris ya. Soalnya saya sekarang belum punya LoA mana-mana dan LoA Belanda saya sudah mubazir. Hahaha. Good luck for us, guys!

Terima kasih kepada teman kantor saya, Dimas Adhytia Wibisono dan Januarita Dyah Pitaloka yang sudah sabar mendengar saya mengetikkan ini secara membabi buta (dan sudah memotivasi saya selama masa-masa galau LPDP, sukses ya brosist :D ).


Komentar

  1. wooow kak kanet nice possst hihi, btw selamat yaaa keterima beasiswa! goodluck dalam menggapai cita citanya :D

    BalasHapus
  2. hihiiii tyaaa,, makasih yaaa.. kamu juga semoga sukses selaluuu :))

    BalasHapus
  3. Salam kenal, mbak Kanet. Sukses untuk LPDP nya, terus berbagi soal LPDP dan berbagai hal lainnya ya mbak :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloooo... sukses juga buat kamuuu.. maaf baru respon yaaa :)

      Hapus
  4. Kak Kanet, salam kenal.. Saya ingin bertanya (dan sekalian curhat).. Saya submit seleksi administrasi periode april, sebelum tggl 27 april 2015 kemarin.. Saya bertanya pada seorang teman yang lolos seleksi administrasi tahun lalu, bahwa surat pernyataan ijin dari atasan tidak terlalu penting. Yg saya tangkap, beliau submit dengan bagian tsb masih kosong. Berdasarkan info tsb, akhirnya saya submit juga tanpa menggunakan surat ijin atasan.. Alasan saya, saya hanya pengajar honor, yang pada dasarnya tidak terikat kontrak resmi dan berencana resign jika lolos beasiswa lpdp.. Namun, sehari setelah submit, saya baca sebuah artikel dari grantee lpdp yang menekankan untuk "jangan lupa mensubtitusi surat ijin atasan dengan surat dari tokoh masyarakat". Saya terkejut.. Saya sdh tanya teman saya, bahkan diapun tdk menggunakan surat dari tokoh.. Tapi rasanya saya gak tenang menunggu pengumuman tggl 4 bsk :(
    Pertanyaan saya,
    1. Menurut kakak, sepenting apakah surat ijin/pernyataan tokoh setempat itu?
    2. Perlukah saya menghubungi /mengirimkan email pada cso untuk menjelaskan perihal ini?
    Terimakasih sebelumnya kak, saya tunggu pencerahannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halooo mbak vicky, maaf baru baleees.. OMG ini udah tanggal lima T,T
      gimana pengumumannya? semoga sukses yaaa..
      anyway, kalo masih bisa jawab. dulu saya juga ngosongin surat izin atasan dan walhasil saya malah ga lolos administrasi. temen saya juga ada yang ga masukin surat izin atasan tapi surat rekomendasinya ada dua jadi dia lolos.
      semoga kamu dapat jawaban yang terbaik yaaa.. SEMANGAT \(^o^)/

      Hapus
    2. Salam kenal Mba Kanetasya Sabilla.

      Mba, saya juga tidak melampirkan surat izin atasan, karna saya hanya pengajar dan memang kontrak nya pun sudah habis. Saya mengajar hingga Maret 2016, dan saat saya submit pendaftaran LPDP gelombang 2 itu sudah tanggal 15 April 2016.

      Namun di kolom pekerjaan, saya cantumkan kalau saya sudah bekerja sbg guru privat dan saya cantumkan juga periode nya dari Agustus 2015 hingga Maret 2016. Sehingga saya berfikir tidak usah menggunakan surat izin atasan, karna saya sudah selesai kontraknya.

      Bagaimana ya Mba, apakah nanti akan bermasalah?

      Kalau mba dulu bagaimana? apakah karena mba mengisi kolom pekerjaan dengan sudah bekerja tapi masih bekerja (belum selesai kontraknya)?

      Dan bagaimana Mba bisa pada akhirnya lolos seleksi administrasi?itu mba daftar lpdp 2 kali di periode yg berbeda apa tetap di periode yg sama? bagaimana mba boleh diceritakan?

      Terimakasih banyak mba.

      Hapus
    3. Halo Asnin, salam kenal juga.

      Jadi seinget aku masalahnya adalah aku mengosongkan kolom upload untuk surat izin atasan/surat keterangan tokoh masyarakat yang harusnya menjadi pengganti kalau kita tidak bekerja. Nah waktu itu aku ga upload apa-apa di slot itu jadinya gugur deh.

      Kalau kamu sudah upload surat keterangan tokoh masyarakat, harusnya tidak masalah. :-)

      Semangat ya. Maaf kalau aku terlambat membalas pesan kamu.

      Semangat dan sukses selalu :-)

      Hapus
  5. Halo salam kenal Mba Kanetasya.

    Kasus sy sama mba, tidak lulus administrasi krn tidak melampirkan surat izin dr atasan. Skrg mau coba daftar lg di batch berikutnya, sy ingin verifikasi apakah mba Tasya yakin kalau kita lampirkan surat keterangan tokoh masyarakat atau surat rekomendasi lainnya di kolom surat izin, tidak menjadi masalah lg saat seleksi administrasi krn tdk ada surat izin?

    Trm ksh bnyk responnya mba Kanetasya.

    BalasHapus
  6. Halo salam kenal Mba Kanetasya.

    Kasus sy sama mba, tidak lulus administrasi krn tidak melampirkan surat izin dr atasan. Skrg mau coba daftar lg di batch berikutnya, sy ingin verifikasi apakah mba Tasya yakin kalau kita lampirkan surat keterangan tokoh masyarakat atau surat rekomendasi lainnya di kolom surat izin, tidak menjadi masalah lg saat seleksi administrasi krn tdk ada surat izin?

    Trm ksh bnyk responnya mba Kanetasya.

    BalasHapus

Posting Komentar