Review Dokter Di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat

Mau menulis banyak soal proses kehamilan dan persalinan anak kedua saya yang alhamdulillah lahir sehat dan selamat pada tanggal 29 Juli 2022 yang lalu di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat. Mari kita mulai dengan memberikan review alias ulasan untuk para dokter yang sempat saya temui dan konsultasi di RS ini yaa. 

Oh iya sebelumnya, alasan pemilihan RS ini sebenarnya cukup simpel sih: karena di cover biayanya sama asuransi kantor suami. Wqwq. Sebagai sobat hemat ibu kota kan ya sudah lah ya kita pakai saja kesempatan yang ada. 

Dari situ saya mulai cari dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang cocok. Setelah ketemu, barulah saya melanjutkan prosesnya ketemu dokter yang lain. 

dr. Dwi Ajeng Rembulan, Sp.OG.

Tadinya hasil browsing awal menunjukkan bahwa dokter obgyn paling hits di RS MK Bekasi adalah dr. Lina Meilina. Tapi berhubung antriannya panjang banget, saya pun cari alternatif lain. Pilihan jatuh ke dr. Dwi Ajeng Rembulan. Saya termasuk yang pake feeling sih pas milih obgyn, dengan melihat fotonya. Hahaha. 

Kelihatannya beliau masih muda dan pengalamannya cukup banyak termasuk pernah intern di Italia kalo ga salah. Kan saya yang juga kerja di bidang ilmu pengetahuan langsung tertarik dengan sepak terjang semacam itu. Dokter ini tampak pintar. 

Pertama kali ketemu, dokternya ramah dan penjelasannya mudah dimengerti. Semua pertanyaan saya dijawab dengan baik. Saya bahkan sempat-sempatnya curhat soal perasaan wanita ke beliau dan responnya bagus sekali.

Saya mengalami baby blues yang cukup lama dan hampir didiagnosis dengan postpartum depression oleh psikolog di kehamilan yang pertama. Kali ini, saya lebih "waras" salah satunya karena dr. Bulan ini yang berhasil meyakinkan saya lewat kata-katanya. Saya inget banget waktu saya galau mau lahiran normal atau SC lagi, beliau dengan santai berkata "Ikutin aja anaknya. Bayi itu pinter kok. Dia pasti tau apa yang terbaik buat dia dan ibunya." Kata-kata ini bikin saya paham bahwa proses kelahiran bukan hanya soal keinginan ibu, tapi juga keinginan si bayi jadi ga perlu nyalahin dirimu terus beb

Overall, saya menyukai dr. Bulan dan bakal kangen sesi konsultasi ke beliau. Tapi sebaiknya sebelum konsultasi memang siapkan daftar pertanyaan sebanyak-banyaknya karena dr. Bulan jarang banget tiba-tiba ngasih masukan tanpa kita tanya. Jadi tetap knowledge is power ya. 

Nilai plus lainnya: dr. Bulan mau share nomor handphone-nya untuk berkomunikasi. 

dr. Antonius Dwi Juniarto, Sp.M.

Sebetulnya dr. Bulan ga pernah merekomendasikan saya konsul ke dokter mata selama kehamilan. Tapi saya minta ke beliau untuk memberikan surat rujukan ke dokter mata demi mengecek mata saya yang minus ini. Sedikit pilih-pilih dokter yang ada di RS di hari Selasa, saya menentukan pilihan ke dr. Antonius karena masih muda. Hahaha. Entah kenapa saya kali ini lebih percaya dokter muda. 

Feeling saya tepat. Untuk pertama kalinya, saya mengerti kenapa mata kanan saya minusnya bisa 4,5 sedangkan mata kiri saya cuma 1. Ternyata ada bagian mata kanan saya yang lebih lonjong dari mata kiri (lupa tapi bagian mananya mohon maaf). Memang bawaan lahir sudah seperti itu. Penjelasan yang membuat saya puas karena dokter mata yang lain biasanya hanya bilang "bawaan lahir" tapi ga jelas apanya yang bawaan lahir. 

Di sini juga saraf mata saya pertama kali dicek dan wqwq banget ya mata saya blur sampai 6 jam gara-gara cek saraf mata ini. Oh iya, dr. Antonius adalah dokter pertama yang bilang bahwa penelitian terbaru menunjukkan tidak ada hubungannya antara melahirkan normal dan keadaan saraf mata jadi silahkan saja kalau mau lahiran normal dengan keadaan mata minus. 

dr. Jailani, Sp.An.

Aduh, saya tidak menemukan data dokter ini di website maupun google. Saya kenalan sama dokter ini pun di ruang tunggu operasi. Dokter nyamperin saya yang sedang cemas menunggu masuk ke ruang operasi dan memperkenalkan diri. Sependengaran saya namanya dr. Jailani. Sudah senior dan ramah. "Jangan tegang ya, santai aja, dzikir aja dzikir," katanya. 

Saya kapok banget sama anestesi di operasi caesar pertama saya yang aduhai sakit ya ternyata. Udah parno duluan sama yang namanya spiral. Di ruang operasi dr. Jailani minta izin ke saya untuk dibius dan saya cuma bisa bilang "Em, saya boleh pegangan ga dok?" karena parno dan dr. Jailani langsung menyuruh anak buahnya untuk jadi pegangan saya. 

Ternyata kagak sakit dong anestesinya. Jarumnya lucu lucu aja. Saya pun bilang kalau dulu sakit banget dan separuh badan saya emang ga kerasa apa-apa. Dokternya menjelaskan memang anestesi ini beda karena setengah badan masih terasa ketika dipegang tapi rasa sakitnya sudah hilang. Wah ternyata betul. Saya puas sekali dengan pelayanan dan keramahan beliau. 

dr. Linnie Pranadjaja, Sp.A.

Seperti biasa kalau dokter spesialis anak yang menangani kelahiran bayi memang tidak bisa memilih jadi untung-untungan. Saya dapat dr. Linnie, salah satu dokter anak yang senior di RS ini.

Saya mengapresiasi peraturan RS yang mewajibkan dokter anak untuk visit ke ruang rawat inap dua kali selama saya dirawat di sana. Penjelasan dokter juga cukup baik, hanya saja saya kok agak ga sreg ketika dokternya semacam "mengancam" saya dengan pemberian susu formula jika berat badan anak tidak naik padahal saya sudah bilang mau ASI eksklusif jadi menurut saya harusnya haram bilang sufor ketika ibu baru memulai perjalanan menyusuinya.

Saya sempat bilang "Saya coba pumping dulu ya dok supaya ASI-nya keluar." Dibalas sama dokternya, "Iya bisa. Tapi sebaiknya 30 ml ya pompanya. Bisa ga tuh?"

Zong. Kaget juga saya kok ga didorong untuk semangat menyusui. 

Anak saya pun harus konsultasi ke beliau pasca pulang ke rumah untuk dicek berat badan dan kuningnya. Ternyata antriannya panjang juga ya. Dokter ini ternyata terkenal. Tapi sayang karena antrian super panjang ini, dokter terkesan buru-buru untuk mengecek kondisi anak saya dan tidak terlalu memberikan ruang untuk pertanyaan dari pasien kalau semua terlihat bagus. 

Kayaknya saya mau ganti dokter anak deh karena kurang sreg sama dr. Linnie. Tapi kalau melihat jumlah antrian sih harusnya dr. Linnie punya kesan yang baik di hati orang tua lainnya. 

Overall review

Pelayanan kesehatan di RS MK Bekasi Barat sangat baik. Semua tenaga kesehatan melaksanakan tugas dengan baik dan sangat ramah. Kalau ada hal yang saya kurang suka mungkin bagian administrasi yang agak ribet sampai suami saya harus bulak-balik sana sini untuk administrasi. Kami juga tidak mendapatkan prosedur administrasi yang jelas baik dari pihak RS dan asuransi. Tapi sekali lagi pelayanan kesehatannya sangat baik. Mantap jaya. 

Oh iya, saya kasih apresiasi juga untuk bapak yang mengurus parkir mobil pada saat kami datang sebelum jadwal operasi. Bapaknya sangat bertanggung jawab mencarikan kami parkir meskipun sudah terlihat sangat lelah dan parkiran penuh sekali. 

Selain itu, makanannya enak dan terima kasih sering dikasih snack :) 

Komentar