Titik terendah dalam hidup perempuan

Konon saat sebelum melahirkan sampai sebulan sejak anaknya lahir adalah titik terendah dalam kehidupan seorang perempuan. Ternyata pernyataan ini betul kalau bukan betul sekali. 

Saya kira kali ini saya akan lebih baik-baik saja. Keadaan mental dan emosional saya stabil sepanjang kehamilan, ditunjang dengan kondisi fisik yang juga nyaris tanpa masalah. Tapi menjelang kelahiran, ya ampun ada hal yang salah sedikit saja bisa saya pikirkan sepanjang malam sambil ceurik. 

Saat ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apalagi besoknya lagi. Jangankan besok, saya bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi sejam lagi. Ekspektasi harus dibawa serendah mungkin agar tidak kecewa dengan realita. Saya harus siap dengan segala kemungkinan. Inilah mungkin yang membuat saya mulai emosional akan hal-hal kecil yang sebetulnya ga perlu dipikirin banget. 

Di saat seperti ini, perempuan akan selalu ingat sepanjang hidupnya apa yang dilakukan orang lain kepadanya. Katanya ini menunjukkan bagaimana orang lain bersikap padanya di saat terendahnya. Makanya saya berhati-hati sekali setiap bertemu perempuan yang akan melahirkan atau baru melahirkan. Mereka biasanya sangat rapuh meskipun dia sendiri tidak ingin menjadi seperti itu. 

Saya tidak punya saran untuk diri saya sendiri dan tidak ingin memberi saran kepada orang lain apa yang harus mereka lakukan kepada saya. Perlakuan orang lain adalah variabel yang tidak pernah bisa dikendalikan. Saya hanya berharap di waktu krisis ini, saya punya waktu untuk menata emosi saya dan sebisa mungkin mengaktifkan otak logika.

NB: Diambil dari akun instagram saya. Ditulis pada 21 Juli 2022

Komentar