Jakarta, tolong lah

Semoga kelak.
Aku bisa punya waktu di pagi hari untuk sekedar mengaji, lalu yoga, dan meditasi.
Semoga aku bisa membaca buku di kendaraan umum.
Tanpa harus berdesak-desakkan. Tanpa harus ada kemacetan.

Semoga di pagi hari pun aku bisa menyapa anakku.
Selamat pagi sayang, hari ini selamat berjuang.
Semoga banyak hal yang membuat kamu senang.
Sampai bertemu nanti sebelum petang.

Semoga aku sampai di kantor dalam keadaan tenang.
Ruangan ber-AC terasa nyaman. Hasil pekerjaan selesai dengan gemilang.
Tidak ada keluhan soal jalanan, atau buru-buru bekerja karena takut pulang malam.

Semoga nanti aku bisa pulang cukup cepat.
Menyongsong kembali waktu berjumpa sang anak.
Semoga aku punya waktu untuk mengecek ponselku di perjalanan pulang.
Googling tentang permainan apa yang bisa dilakukan hari ini bersama si kesayangan.

Pulang kantor, semoga aku sempat mengajaknya pergi ke taman
Berjalan sore sebentar sambil menceritakan hari yang telah berlalu.
Mungkin juga jajan, untukku, mungkin anakku juga akan suka jajan sepertiku. Entah.

Semoga aku bisa menemaninya lari-lari di taman. 
Melihatnya berteriak kegirangan.
Mengejarnya sambil membakar kalori.

Anakku ini punya energi berlebih. 
Aku tidak mau dia berteriak-teriak atau berkeliaran di rumah .
Hanya karena tidak bisa bermain di lapangan luas.

Semoga aku tak perlu mengeluhkan lagi soal kemacetan.
Punya waktu untuk diriku.
Punya waktu untuk keluargaku.
Punya waktu selain menua di jalanan.

Sebuah cita-cita impian, yang entah kapan bisa terlaksana.
Ah, Jakarta.
Tolong lah!

Komentar