Namun Nikmat-Mu Selalu Sempurna

Betapa sedihnya, Ya Allah

Aku ini
Seorang yang sudah hapal berbagai teori dalam ilmu dunia, tapi tak punya keinginan untuk menghapal Al-Quran
Seorang yang sudah ke mana-mana, tapi tak pernah ke Baitullah
Seorang yang tidak mau tidur sebelum tugasnya selesai, tapi terlelap tidur untuk sholat malam
Seorang yang tidak pernah terlambat mengirimkan tugas, tapi selalu menunda waktu untuk sholat

Namun nikmat-Mu selalu sempurna...


Betapa celaka diri ini, Ya Allah

Aku ini
Seorang yang selalu punya uang untuk bersenang-senang, tapi tak pernah dikeluarkan uang itu untuk sedekah
Seorang yang selalu punya waktu untuk membaca buku, tapi tak pernah punya waktu untuk membaca Al-Qur'an
Seorang yang selalu semangat pergi kuliah menimba ilmu, tapi menghindari majelis-majelis pengajian
Seorang yang selalu memimpikan masa depan yang cemerlang, tapi tidak khusyuk dalam berdoa

Namun nikmat-Mu selalu sempurna...


Betapa malunya aku, Ya Allah

Aku ini
Seorang yang khawatir dunianya akan sulit, tapi tak pernah berpikir bagaimana kalau di akhirat nanti hidupnya akan sulit
Seorang yang bekerja keras agar dunianya bahagia, tapi tak pernah berusaha agar mendapatkan surga
Seorang yang selalu menangisi masalah dunia, tapi lupa menangisi dosa-dosanya
Seorang yang terlanjur sibuk mengurusi gelar-gelar dunia, tapi lupa meluangkan waktu untuk menambah pahala

Namun nikmat-Mu selalu sempurna...


Ampuni Ya Allah

Jika aku hanya mengingat-Mu di kala susah
Jika aku hanya meminta kepada-Mu ketika ingin
Jika aku hanya menghadap-Mu di waktu senggang
Jika aku hanya mendekat kepada-Mu saat butuh

Namun bagaimanapun, nikmat-Mu itu selalu sempurna...


***


Bogor, 5 Desember 2016

Seorang wanita yang tekun berjuang untuk mendapatkan gelar masternya namun menyadari betapa sedikitnya waktu yang dia gunakan untuk mencintai Tuhannya.


Komentar