(Tips) Saya Pengen Kuliah Di Luar Negeri, Gimana Sih Caranya?

Halo all!

Rasanya sudah lama saya tidak blogging. Terima kasih untuk pesan sahabat semua yang masuk ke email pribadi saya. It is always my big pleasure to help you all. Kalau sudah pada sukses jangan lupa hubungi saya ya :-)))

Selain LPDP, banyak juga yang menanyakan ini ke saya: Saya pengen kuliah di luar negeri, gimana sih caranya? Memang sih yang namanya kuliah di luar negeri itu impian hampir semua orang maka tak heran kalau ada teman atau saudara yang kuliah di luar negeri kelihatannya keren abis (padahal ternyata biasa wae -,-").

Nah tulisan ini akan menjawab apa saja tahap-tahap yang saya lakukan sebelum akhirnya dapat lampu hijau untuk kuliah di luar negeri. Seperti biasa tips di sini berdasarkan pengalaman pribadi saya (ga usah dipercaya 100% karena rezeki dan jalan orang pasti beda-beda). Fyi biar ga penasaran, saya insyaaAllah kuliah di the University of Manchester per September 2015 dengan jurusan MSc. International Development: Environment, Climate Change, and Development.
  • Semua Berawal dari Niat
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
Setiap ada teman yang curhat soal kuliah di luar negeri saya selalu bilang, "Luruskan niat ya." atau "Sekolah itu cuma butuh niat kok." Ini bukan sotoy sih karena kuliah di luar negeri itu jalannya berliku dan naik turun jadi kalau niatnya tidak lurus, kita tidak akan bisa sampai di tujuan. Kita harus punya tekad yang kuat dalam diri. Dengan niat yang kuat, insyaaAllah jalannya pasti ada.

Satu lagi, niat kuliah di luar negerinya harus yang baik. Contohnya untuk memperbaiki nasib bangsa (tsah) atau mendapatkan pengalaman baru untuk pengembangan diri atau karena ayat pertama dalam Al-Qur'an adalah "Iqro" alias "Bacalah" yang dapat diartikan sebagai "Belajarlah". Buat yang wanita Indonesia ingatlah niat "for the sake of my kids" karena pendidikan untuk wanita sama dengan pendidikan untuk satu generasi bangsa. Kalau ada yang ingin kuliah di luar negeri hanya karena pengen keren atau ikut-ikutan, duh perbaiki lagi ya niatnya. Nanti kuliahnya ga berkah loh...

  • Sharing Sama Teman
Jangan pernah malu untuk cerita ke teman kalau kita mau kuliah di luar negeri. Saya melakukan ini sejak di bangku kuliah S1. Kuliah di luar negeri bukan hal yang tabu kok (yaiyalah) dan tidak ada untungnya kita menyembunyikan mimpi ini di depan orang lain.

Nanti kalian pasti akan menemukan betapa banyaknya teman yang punya mimpi yang sama. And the best part of sharing it is kita bakal punya teman untuk sama-sama berjuang dan pastinya pertukaran informasi akan lebih efektif dan efisien. Dulu banget saya tau beasiswa LPDP dari cerita sama teman saya (dan kita sama-sama lolos LPDP. Alhamdulillah) terus saya juga tahu harus les IELTS di mana juga dari sharing sama teman.

Jangan pernah malu juga untuk bertanya ke teman yang lebih dulu berhasil kuliah di luar negeri. Walaupun ga kenal juga tanya aja. Jangan khawatir dibilang gengges. Saya malah senang ditanya-tanya karena insyaaAllah pahalanya ngalir untuk saya kakaaaaak... Aamiin.
  • Cari Tahu Di Internet
Terima kasih untuk internet, hidup kita menjadi lebih mudah. Semua pertanyaan kita seputar kuliah harusnya bisa terjawab di internet kalau kita telaten cari tahu. Saya dulu banget rajin googling daftar universitas di manapun saya berada karena internet sekarang ada di genggaman kita kan? Kalau lagi bengong-bengong terus kepikiran niat kuliah di luar negeri langsung aja googling cari tahu.
  • Cari Universitas Dulu Supaya Tahu Target
Pertimbangkan mau kuliah di negara mana. Cari peringkat universitas di sana. Cari jurusan yang kita mau di universitas itu. Kalau ada, lihat deskripsi kuliah dan mata kuliahnya. Kalau sip, lihat requirement-nya.

Itulah langkah-langkah yang saya lakukan ketika mencari universitas. Jangan khawatir kalau kalian malah galau dengan banyaknya pilihan yang ada. Semua juga galau. Pasti. Kata teman kantor saya yang lulusan Columbia University, cari tempat kuliah itu kayak cari jodoh. Benar banget. Milih jurusan juga bisa jadi galau loh. Jadi semua harus kembali ke niat kita lagi. Mau ngapain kuliah?

Kenapa sih harus cari tempat kuliah dulu? Kenapa ga langsung hajar tes IELTS aja (atau TOEFL IBT buat yang mau ke Amerika Serikat) terus cari deh universitas yang sesuai nilai kita? Bebas sih... Tapi kalau saya pertimbangannya gini: ngapain nembak kalau ga ada targetnya?

Pesan lagi: jangan sedih kalau akhirnya ga bisa kuliah di tempat yang awalnya ditargetkan. Saya dulu pengen banget kuliah di King's College London tapi IELTS saya tidak cukup terus (doh) dan akhirnya saya menyerah (padahal saya jarang nyerah begini), maka berjodohlah saya dengan UoM. Kadang realistis itu perlu. Banget. Bukan berarti UoM lebih jelek dari KCL ya. Tapi saya pengen banget kuliah di London dari zaman saya SD, kesannya glamorous gitu ~ dan kebetulan tim bola favorit saya Arsenal bukan Manchester United (apalagi Manchester City, wkwkwwk sori ya fansnya).

  • Bahasa Inggris
Kata teman kantor saya yang sekarang kuliah di Australian National University, "Ternyata kuliah di luar negeri itu cuma butuh bahasa inggris aja kan..."

Kalimat itu muncul gara-gara dia berhasil diterima di beberapa universitas top di Australia dengan modal IELTS cetar membahana. Sementara waktu itu saya baru dapat conditional offer gara-gara score IELTS yang masih semenjana. Saya tidak pernah baca personal statement dia dan saya tidak tahu siapa yang menuliskan surat rekomendasi untuk dia, but I'm sure he is 100% right.

Modal utama kuliah di luar negeri adalah bahasa Inggris. Nah kadang ini juga yang bikin galau. Mau les di mana kalau kita sibuk kerja? Gimana caranya les kalau harganya mahal banget? Yuk balik lagi ke niat tadi. Saya bisa kok dulu kerja sambil les padahal kantor saya di Jakarta dan rumah saya di Bogor. Almost crazy sih -,- tapi sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Just sharing, saya sempat les di Kampung Inggris Pare di Kediri selama dua minggu. Lembaganya Global English dan pengajarnya Mister Yoga yang super baik hati dan memotivasi banget. Waktu itu dapat izin dari bos untuk cuti dua minggu tanpa gaji. Makasih buat Pak Leo yang baik banget mengizinkan saya dulu ;)

Saya juga pernah les di Redwood Academy Bogor yang pengajarnya Mister Daniel dan Mister Paul. Dari sini saya dikasih saran kalau bahasa Inggris itu tidak ditentukan oleh les atau tidak les tapi lebih ke dipakai atau tidak dipakai. Sering-seringlah baca sesuatu yang pakai bahasa Inggris. Don't be too serious dengan baca jurnal atau text book. Saya malah dulu baca berita gosip bahasa Inggris, Goal.com versi bahasa Inggris, Buzzfeed, 9gag, dan segala hal yang lucu-lucu. Saya juga sempat mengubah kalimat di dalam hati dalam bahasa Inggris. Capek banget sih karena semua orang di negara ini pakai bahasa Indonesia jadi rada kaku-kaku gimana gitu tapi trust me it works!

Akhirnya saya tes IELTS di British Council. Kalau mau tahu berapa kali saya tes IELTS, jawabannya TIGA KALI. Hattrick kalau kata teman saya. Wkwkwkwk. Jangan khawatir apalagi minder, masih mending hattrick daripada la decima kan? Yang ga ngerti bola boleh googling dulu :-D Jangan lupa setiap selesai tes kasih tau hasilnya ke pengajar kita dulu. Mereka pasti senang dikasih kabar sama kita.


  • Daftar Universitas Dulu Apa Beasiswa Dulu?
Bebas, bapak ibu. Daftar barengan juga tidak masalah. Namun ada beberapa beasiswa yang mensyaratkan letter of acceptance dari universitas terlebih dahulu. Jadi kalau saya boleh kasih saran sih lebih baik daftar universitasnya dulu saja. Konon menurut beberapa teman, daftar universitas itu lebih mudah daripada daftar beasiswa jadi dahulukan yang mudah dulu. Pokoknya kalau sudah punya tempat di universitas, banyak jalan menuju beasiswa.

Tapi kalau mau daftar beasiswa dulu baru daftar universitas juga oke-oke saja. Dulu saya sempat dalam posisi megang beasiswa tapi belum megang universitas setelah saya tidak bisa defer LoA dari Utrecht Univeristy. Sempat diketawain sama bos saya, "Kamu udah punya beasiswa tapi belum punya universitas? Kamu gila?" Jadi memang tampak "kurang umum" kalau sudah punya beasiswa tapi belum punya universitas ~
  • Butuh Dokumen Apa Saja Untuk Kuliah?
Mayoritas universitas meminta para applicants untuk meng-upload scan dokumen ini:
  1. Ijazah dan terjemahannya
  2. Transkrip nilai dan terjemahannya
  3. Dua/tiga surat rekomendasi dengan berbagai ketentuan dan cara
  4. Personal statement/statement of purpose/motivation letter dengan berbagai pertanyaan
  5. Passport (lebih baik bikin dulu saja)
  6. IELTS atau sertifikasi bahasa Inggris lainnya
  7. Curriculum vitae
Tidak ada semacam tes SNMPTN untuk bisa kuliah di sana. Asalkan dokumen yang dikirim sudah lengkap dan sesuai dengan permintaan, siapapun bisa menjadi applicant. Semua dokumen juga bisa dikirim secara online. Namun ada beberapa universitas yang meminta applicants untuk mengirim langsung fotokopi dokumen ke sana. Beberapa universitas juga meminta syarat uang pendaftaran dengan biaya tertentu dan non refundable kalau tidak jadi kuliah di sana. Untuk yang tertarik ke AS, ada juga tes GRE/GMAT tapi saya kurang paham ini tes jenis apa (langsung cus googling aja ya kakak).

Jangan segan-segan bertanya melalui email ke universitas/jurusan tujuan jika ada pertanyaan. Semua pertanyaan pasti dibalas meski ada delay 1-3 hari.

Lalu kira-kira butuh waktu berapa lama untuk menunggu decision dari mereka? Email sakti itu mayoritas datang 1-2 minggu setelah kita submit aplikasi. Beberapa bisa lebih lama jadi sabarlah menanti.
  • Butuh Dokumen Apa Saja untuk Beasiswa?
Untuk LPDP, monggo di klik. Untuk beasiswa lain, semangat googling dan cari tahu sendiri ya. Hehehe...
  • Praying Out Loud
Jangan lupa doa yang banyak ya. Berdoalah karena modal apapun tidak akan pernah cukup kalau Tuhan bilang tidak. Konon dosa pertama yang kita lakukan setelah berdoa adalah tidak percaya kalau doa itu bisa dikabulkan.

Minta doa juga sama Bapak dan Ibu. InsyaaAllah lancar...


  • Berapa Lama Waktu yang Diperlukan untuk Mengurus Semuanya?
Sekali lagi, setiap orang pasti beda-beda, jadi bebas. Saya mulai serius mau kuliah sejak awal tahun 2014. Sebelumnya ya baru lulus kuliah, masih galau mau kerja dulu apa kuliah dulu. Buat yang lagi merasa galau kayak saya dulu, wajar kok. Semua juga begitu. Welcome to the jungle ya yang baru lulus :-)

Indikator serius itu ya saya mulai belajar bahasa Inggris, mulai googling mau kuliah di mana, dan malah sampai salaman sama salah satu teman saya sambil berjanji, "Pokoknya kita harus kuliah ya. Mulai sekarang kita niat kuliah."

Alhamdulillah saya berhasil diterima di Utrecht pada bulan April 2014 dan LPDP pada bulan Juli 2014. Saya hampir berangkat kuliah pada September 2014 yang lalu. Tapi satu dan lain hal membuat rencana saya mundur setahun lagi (kan, jalannya memang berliku). Saya akhirnya sekalian memutuskan untuk tembak burung yang lebih besar dengan target bisa kuliah di top 25 universities in the world. Seperti yang kita ketahui bersama, akhirnya Allah memilihkan saya untuk kuliah di the University of Manchester. Alhamdulillah :-)

Sebagai penutup, saya lampirkan quote favorit saya dari Eleanor Roosevelt. I just simply love it.

Komentar

  1. Hi Sabilla, sharingnya menarik. Kuliah di UoM jurusan apa? Semoga kuliahnya lancar ya :-) Salam dari Milton Keynes

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mbak Fillia, aamiin.. Makasih Mbak.. Aku di UoM jurusan International Development: Environment, Climate Change, and Development. Salam balik dari Manchester :-)

      Hapus
  2. hallo mbak kanetasya, salam kenal saya arum. Pas browsing2 buat apply beasiswa lpdp eh nemu blog ini haha, dan menurut saya tulisan mbak ini berbeda kaya pas di artikel sebelumnya yg saya baca dr nulis essay, lebih realistis gitu :D
    saya juga berencana apply beasiswa lpdp dan target saya juga di UK, di liverpool atau newcastle.
    Oiya mbak, kamu keterima di manchester stlh dpt beasiswa atau blm? Itu dpt loa conditional krn IELTS mba di bawah band univ? berapa mbak?

    oh iya terakhir (kalau ga keberatan) saya bisa lihat essay nya mbak kanet? terima kasih sebelumnyaaa

    arumprastyaningrum92@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mbak arum, salam kenal juga.

      waaah.. semangat yaa mau ke UK juga. pasti bisa!

      menjawab pertanyaan kamu, aku udah dapat LPDP pas daftar di Manchester jadi aku langsung melampirkan Letter of Sponsorship ketika mendaftar. Di Manchester (tergantung School-nya), overall IELTS score 6.5; tidak ada score di bawah 6, dan writing score 6.5. waktu itu score writing aku ga sampe 6.5 jadi aku ngulang IELTS lagi. huhuhu

      oke, I will send my essays for you. :-)

      Hapus
  3. Waaaaa kereeenn teteeep
    Oiya ngulang ielts pas udah masuk ke manchester nya ya mbak?
    Berarti itu pas dftr lpdp mba pake skor ielts atau toefl? Hahaha iyaaa tp bhs ing ku belum mencukupi buat dftr yg ke LN. :')

    Oiya makasih banget mbaaa emailnyaaaaa. Kalau ga keberatan sy bisa hubungi mba via email atau blog ini kan ya ? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap, waktu daftar LPDP aku langsung pake IELTS. Feel free to contact me ya, aku lebih prefer via email sih daripada di blog begini. Hehe

      Hapus
  4. Balasan
    1. maaf banget aku balesnya super lamaaaa... ini email aku ya kanetasya@gmail.com

      Hapus
  5. Hallo Mba.. ceritanya menarik. saya juga pengen kuliah ke UK Mba. tapi saya ga ngerti daftar2nya trs bahasa inggris saya juga belum mumpuni Mba. o ya Mba saya juga pernah daftar tp bukan di UK tp di belanda stlah itu saya dpt email dari sana klo saya diundang buat presentasi di Sana Mba, tp saya ga datang mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Siti! Senang baca teman-teman yang semangat untuk kuliah di luar negeri. Maaf ya baru balas pesan kamu. Semoga kamu masih punya semangat yang sama. Ingat, kalau mau menembak burung besar, usahanya juga harus besar. Salam, Kanetasya :-)

      Hapus
  6. Hallo Mba.. ceritanya menarik. saya juga pengen kuliah ke UK Mba. tapi saya ga ngerti daftar2nya trs bahasa inggris saya juga belum mumpuni Mba. o ya Mba saya juga pernah daftar tp bukan di UK tp di belanda stlah itu saya dpt email dari sana klo saya diundang buat presentasi di Sana Mba, tp saya ga datang mba.

    BalasHapus
  7. Wah mba pngen sharing, kbtulan saya pngen inter dev juga tapi pathway public policy, klo gak poverty and dev. Bisa minta emailnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf lama responnya. ini email saya: kanetasya@gmail.com

      Hapus
  8. salam kak, kakak dulu kuliah di univ mana ya? semangat bgt bca artikel kak kanetasya ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. halooo... aku kuliah di UGM dulu. semoga tetap semangat ya meraih cita-cita :-)

      Hapus
  9. Halo Ka, jadi semangat nih buat apply master degree abis baca blognya kakak. Aku kebetulan juga pengen daftar LPDP dengan tujuan Utrecht. Mau nanya dong ka, kira-kira application fee nya Utrecht bisa di waiver ga ya kalo utk keperluan beasiswa? Karena beberapa univ kan ada yang bisa di waiver gitu utk syarat LoA beasiswa. Makasi ka sebelumnya :)

    BalasHapus

Posting Komentar